UsahaTersebut Sangat Bermanfaat Bagi Lingkungan Karena Dapat Mencegah Terjadinya - 27, 2022 October 2, 2021 by admin Salah satu upaya pelestarian lingkungan yaitu mengurangi penggunaan pestisida.
Limbahyang dihasilkan dari proses pembuatan tahu dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak. Hal tersebut dilakukan karena dalam ampas tahu terdapat kandungan gizi. Yaitu, protein (23,55 persen), lemak (5,54 persen), karbohidrat (26,92 persen), abu (17,03 persen), serat kasar (16,53 persen), dan air (10,43 persen).
Blogini sebagai tempat menyampaikan pendapat dan menampilkan tulisan tentang pertanian secara luas. Tulisan atau artikel yang diterima adalah tengtang pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Informasi yang membangun perkembangan pertanian Indonesia sangat diterima di blog ini. Fokus teknologi pertanian adalah organik.
Membuatdegester, lanjut Lilis Triono, bisa dikata gampang-gampang sulit. Yang utamanya degester jangan sampai mengalami kebocoran. "Tapi karena kami sudah berpengalaman membuat di desa sendiri, jadi tidak sulit lagi," katanya sembari tersenyum. Kebahagian serupa juga terpancar dari raut wajah Farida Antasari (30).
Sekitar2009, BPPT melalui pendanaan dari Kemenristek mengembangkan teknologi reaktor untuk pengolahan limbah cair industri. Meskipun harus menggunakan bantuan kayu bakar, Hartini mengaku, penggunaan biogas ini sangat membantu.000 kasus. Lembaga ini menilai limbah tahu di Desa Kalisari potensial untuk dikembangkan, sehingga desa ini mendapatkan
Produkyang dihasilkan dari pengolahan limbah tahu cair adalah biogas. Biogas sangat bermanfaat bagi alat kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-hari, misalnya sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat ruangan/gasolec, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan lain-lain.
Sehinggaalat sederhana dan bermanfaat ini dapat membantu. Kompor Tenaga Surya . Saat ini di beberapa daerah terjadi kelangkaan gas dan naiknya harga gas. Dimana dengan adanya kompor yang menggunakan tenaga surya ini dapat menjadi solusi di tengah-tenag masyarakat. Kompor ini digunakan dengan memanfaatkan cahaya mataharai untuk menghasilkan panas.
u7E6. - Program Belajar dari Rumah TVRI pada Rabu, 29 April 2020 membahas energi bagi siswa SD kelas 4-6. Salah satu pertanyaan yang diajukan seputar energi alternatif. Soal Jelaskan pemanfaatan energi alternatif biogas dalam kehidupan sehari-hari! Jawaban Biogas dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar di rumah. Biogas bisa menggantikan gas yang digunakan untuk itu, biogas juga dapat dimanfaatkan untuk penerangan dan listrik. Generator listrik bisa memanfaatkan energi yang bersumber dari biogas. Dengan demikian, listrik dan penerangan di rumah tak lagi menggunakan minyak bumi atau batu bara yang merusak lingkungan. Baca juga Mengapa Pemanfaatan Sumber Energi Tidak Boleh Berlebihan? ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGRO Seorang warga mengumpulkan kotoran sapi pada pagi hari di Urutsewu, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis 10/5/2018. Di desa tersebut, sejak tahun 2007, sebuah inovasi bahan bakar gas buatan dari kotoran sapi terus dikembangkan yaitu biogas sapi, yang kini kini telah dibangun sebanyak 40 instalasi digester yang dapat disalurkan ke 100 kepala biogas di desa Sejak tahun 2007 biogas dari kotoran sapi terus dikembangkan di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Sebelum adanya pengembangan energi biogas di desa tersebut para warga masih menggunakan bahan bakar minyak dan gas LPG untuk memasak. Lambat laun pengembangan biogas terus dilakukan. Hingga kini telah dibangun sebanyak 40 instalasi digester biogas sapi yang dapat disalurkan ke 100 kepala keluarga digunakan sebagai bahan bakar gas untuk memasak dan penerangan pada lampu petromak.
Ilustrasi Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashBiogas dinilai sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan. Energi ini masih termasuk dalam bioenergi, sebab berasal dari biomassa yang menjadi produk material organik yang usianya relatif buku Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif Ramah Lingkungan Daerah Desa Monggol, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta oleh Faiz Akbar Prihutama, dkk. 2017, biogas merupakan hasil akhir degradasi dan fermentasi pada kondisi lingkungan ini, biogas banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sumber energi terbarukan dalam rumah tangga, misalnya penerangan, pengganti gas untuk memasak, dan lain samping pemanfaatan tersebut, terdapat beberapa hambatan penggunaan biogas. Namun sebelum membahasnya, ada baiknya untuk menyimak pengertian biogas terlebih dahulu lewat pembahasan Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashPengertian BiogasMenurut Sri Wahyudi, MP. dalam buku Panduan Praktis Biogas, biogas adalah campuran gas yang dihasilkan bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang bisa terurai secara alami dalam kondisi didefinisikan pula sebagai gas yang dihasilkan aktivitas anaerobik yang mendegradasi bahan-bahan organik. Metana CH4 dan karbon dioksida CO2 menjadi kandungan utama dalam biogas. Biasanya kandungan metana mencapai 50-70%, karbon dioksida 30-40%, hidrogen 5-10%, dan gas-gas lainnya dalam jumlah tidak berbau dan berwarna. Energi terbarukan ini memiliki berat 20% lebih ringan dibanding udara dan suhu pembakaran yang berkisar antara 650-750 derajat celcius. Apabila dibakar, biogas akan menghasilkan nyala api berwarna biru Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashManfaat BiogasMengutip buku Budi Daya Sapi Perah Jilid 2 karya Budi Tri Akoso 2012, ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan biogas, antara lain1. Mengurangi Ketergantungan Minyak BumiKehadiran bahan bakar biogas dapat mengurangi ketergantungan dari minyak bumi. Penggunaan biogas juga bermanfaat untuk menurunkan emisi gas Sebagai Tenaga Penggerakan Mesin dan MotorBiogas dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak motor untuk kendaraan. Dalam perkembangannya, diharapkan pada suatu saat energi biogas bisa mencukupi sebagian kebutuhan energi baru di beberapa belahan Hasil Samping Pembuatan Biogas Sebagai Pupuk OrganikBiogas dapat menghasilkan pupuk kandang organik yang kaya akan nutrisi untuk tanaman. Produksi pupuk organik ini memiliki nilai jual menjanjikan, sehingga bisa dijadikan tujuan utama Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashContoh Hambatan Menggunakan BiogasSeperti dikatakan sebelumnya, terdapat contoh hambatan menggunakan biogas, di antaranyaMembutuhkan biaya tinggi untuk alat instalasi mencari peralatan pengolah biogas di wilayah sosialisasi terkait pembuatan biogas dari mengganggu kesehatan karena limbah hewan bisa menjadi media penularan yang Dimaksud dengan Biogas?Apa Saja Kandungan Utama Biogas?Apa Contoh Pemanfaatan Biogas?
ArticlePDF AvailableAbstractPengabdian Kepada Masyarakat untuk tahap ketiga ini merupakan sosialisasi pemasangan alat untuk pembuatan biogas dari tanaman untuk menghidupkan kompor. Sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada para ibu penggerak kader pedesaan dan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK, karena daerah tersebut tergolong kurang mendapat informasi tentang pemanfaatan limbah tanaman untuk menjadi biogas. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat setempat dapat memanfaatkan limbah tanaman dalam pembuatan biogas, karena minyak maupun gas yang dibeli dari Pertamina dengan harga yang semakin mahal, membuat masyarakat di daerah tersebut berkeinginan mengetahui cara mengupayakan energi alternatif yang berasal dari limbah tanaman. Peserta sosialisasi sangat antusias untuk membuktikan bahwa alat biogas yang telah disosialisasikan selama ini dapat dimanfaatkan untuk membuat gas metana CH4 dari limbah tanaman. Pembusukan limbah tanaman dapat menghasilkan gas metana CH4 yang dapat digunakan untuk menghidupkan kompor gas untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga diharapkan dapat berfungsi maksimal menggantikan bahan bakar kompor gas yang digunakan selama ini, baik dengan bahan bakar minyak maupun gas yang berasal dari energi fosil. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega12Sejarah ArtikelDiterimaJanuari 2020RevisiFebruari 2020DisetujuiMaret 2020Terbit OnlineMaret 2020*Penulis Korespondenrsitaresmi DAN INSTALASI ALAT UNTUKMENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIBIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GASDENGAN CARA SEDERHANASOCIALIZATION AND INSTALLATION OFEQUIPMENTS TO CONVERT PLANT WASTES INTOBIOGAS AS GAS STOVE FUEL WITH SIMPLE WAYRatnayu Sitaresmi1*, Fathaddin1, HarinWidiatni2, Onnie Ridaliani2, Lia Mega11Prodi Magister Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian danEnergi, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa Jakarta 11440, Indonesia,2Prodi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa Jakarta 11440, Indonesia,AbstrakPengabdian Kepada Masyarakat untuk tahap ketiga ini merupakan sosialisasipemasangan alat untuk pembuatan biogas dari tanaman untuk menghidupkankompor. Sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada para ibu penggerak kaderpedesaan dan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK, karena daerahtersebut tergolong kurang mendapat informasi tentang pemanfaatan limbah tanamanuntuk menjadi biogas. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat setempatdapat memanfaatkan limbah tanaman dalam pembuatan biogas, karena minyakmaupun gas yang dibeli dari Pertamina dengan harga yang semakin mahal, membuatmasyarakat di daerah tersebut berkeinginan mengetahui cara mengupayakan energialternatif yang berasal dari limbah tanaman. Peserta sosialisasi sangat antusias untukmembuktikan bahwa alat biogas yang telah disosialisasikan selama ini dapatdimanfaatkan untuk membuat gas metana CH4 dari limbah tanaman. Pembusukanlimbah tanaman dapat menghasilkan gas metana CH4 yang dapat digunakan untukmenghidupkan kompor gas untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga diharapkandapat berfungsi maksimal menggantikan bahan bakar kompor gas yang digunakanselama ini, baik dengan bahan bakar minyak maupun gas yang berasal dari Kuncibiogaskompor gaslimbah tanamanmasyarakat setempatpemasangan alatKeywordsbiogasgas stoveplant wasteequipment installationlocal communityAbstractCommunity service includes installation of equipment to alter plants into biogas forfuel. Due to their lack of knowledge, this activity will be involving leaders andrepresentatives of Kadungmangu Village, Babakan Sentul and also the FamilyWelfare Movement society. The objective of this socialization is to educate the localcommunity on how to utilize waste into biogas. The increment of current oil and gasprices motivates them to figure out an alternative way to get cheaper fuel, in thiscase to light fire for gas stove. Therefore, participants are very interested to provethat the biogas can be used to make methane gas CH4 from plant of the plant wastes form methane gas that can be useful to light fire forgas stove. Hopefully, this socialization will benefit them, so that the plant waste canreally be an alternative to replace the conventional materials such as oil and gas. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega131. PENDAHULUANDalam rangka penyediaan energi alternatifuntuk kebutuhan rumah tangga dan usahakecil di pedesaan, oleh sebab itu perludilakukan sosialisasi tentang konversilimbah sampah rumah tangga dan tanamanmenjadi biogas. Wahyuni, 2011. KegiatanPKM ini telah dilaksanakan sebanyak 3x,dengan warga yang berbeda-beda. Latarbelakang dari kegiatan ini adanya keluhandari warga setempat akibat adanya sampahyang menumpuk. Lingkungan tersebut dekatdengan area pabrik dan banyak dihuni parapekerja yang indekos. Karena di daerahtersebut banyak sekali masyarakat yangmemiliki usaha penyewaan rumah indekos.Hal tersebut mengakibatkan limbah rumahtangga. Sehingga membuat lingkunganmenjadi kotor. Karena banyak limbahrumah tangga yang menumpuk dan tidakdikelola dengan baik. Untukmemusnahkannya membutuhkan biaya yangtidak sedikit. Limbah yang ada selama ini,menjadi beban tersendiri. Hal ini semakinlama menjadi salah satu permasalahan yangsangat serius. Seandainya limbah tersebutdiolah dan dimanfaatkan, diharapkan akanmengurangi biaya pembuangan itu masyarakat setempat akanmendapatkan keuntungan dari olahanlimbah sampah tersebut. Hal ini secara tidaklangsung akan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat ibu anggota PKK, khususnyakader penggerak pedesaan diberikansosialisasi tentang pemasangan alat untukpengelolaan limbah menjadi dimulai dari penyiapan bahanbaku untuk pengelolaan limbah yang sebenarnya limbah tersebut dapatdiproses menjadi bahan bakar yang bergunabagi kepentingan masyarakat. Dengandemikian, kegiatan tersebut dapatmenjadikan lingkungan menjadi bersih dansehat, serta memiliki bahan baku yang cukupuntuk bahan bakar yang bermanfaat. Selainitu, kegunaan limbah tanaman yangpembuatan gas metana, yaitu untuk bahanpembuatan pupuk. Pupuk mengandungsenyawa organik yang dapat mengubahlimbah menjadi pupuk, yaitu senyawakarbon, kalium, fosfat maupun nitrogenHambali, 2007Penggunaan biogas sebagai bahanbakar, terutama untuk kebutuhan memasakdi daerah terpencil, dapat mengurangipenggunaan kayu bakar, sehinggapenebangan kayu di hutan dapat berkurangsehingga ekosistem dapat tetap terjaga.Wahyuni, 2011. Gas metana CH4 yangdihasilkan secara alami oleh limbah yangmenumpuk merupakan gas penyumbangterbesar kedua pada efek rumah kaca, setelahCO2Hambali, 2007.Gas Metana yang merupakankomponen utama gas alam juga termasukgas rumah kaca. Gas Metana merupakaninsulator yang efektif, mampu menangkappanas 20 kali lebih banyak biladibandingkan karbondioksida. Gas metanadilepaskan selama produksi dan transportasibatubara,gas alam, dan minyak bumi. Gasmetana juga dihasilkan dari pembusukanlimbah organik di tempat pembuangansampah landfill, bahkan dapat dikeluarkanoleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi,sebagai produk samping dari permulaan revolusi industri padapertengahan 1700-an, jumlah gas metana diatmosfer telah meningkat satu setengah kalilipat. Benny Purba, 2010. Sebaiknya CH4yang dihasilkan limbah tersebut digunakanuntuk bahan bakar kompor. Konversi limbahtanaman menjadi biogas diharapkan dapatmengurangi gas metana yang beterbanganliar di udara yang mengakibatkan polusi.Wahyuni,2011.Perbedaan biogas dengan minyak tanahatau kayu bakar adalah biogas akanmenghasilkan api biru yang bersih dan tidakmenghasilkan asap, sehingga lingkungankebersihan rumah tetap terjaga dan tidak Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega14menimbulkan polusi yang dapatmenyebabkan gejala penyakit Gambar 1 terlihat perbedaan yangsangat signifikan dan jelas Marlina, 2007.Gambar 1. Perbedaan api dari KomporBiogas dengan api dari Kompor minyaktanah Marlina, 2010Identifikasi masalah yang dilakukan-Lingkup pemerintah daerah, sebagaiupaya untuk meningkatkan pendapatandaerah dan pengelolaan kesejahteraan, dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakatsetempat karena mengurangi beban biayapembuangan limbah dan sekaligusmengurangi biaya pengadaan bahanbakar, sehingga dengan adanyakeuntungan ganda tersebut dapatmenyejahterakan masyarakat baiklangsung maupun tak dari penulisan artikel ini adalahuntuk turut menanggulangi permasalahanlimbah yang sangat mengganggu kebersihandi lingkungan tersebut dan memberikanpengetahuan tentang cara sederahana untukmengkonversi limbah tanaman menjadibiogas yang dapat dimanfaatkan untukbahan bakar kompor gas. Hal ini secara tidaklangsung dapat berdampak terhadappeningkatan kesejahteraan tujuan dari sosialisasi ini adalahpara peserta mampu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut-Mensosialisasikan dan memanfaatkanteknik pengelolaan limbah tanamansecara sederhana, yaitu memproseslimbah tanaman menjadi biogas yangdapat digunakan sebagai bahan bakarkompor dan mengetahui bagaimanamengelola limbah dengan baik danberguna bagi kepentingan peralatan yang digunakandalam pengelolaan limbah keberadaan berbagai gasyang dapat dimanfaatkan di arahan untuk lebihmengenal tentang banyaknya energialternatif dalam dunia cara pemasangan ataupembuatan alat untuk mengubah kegiatan ini berada di DaerahBogor, tepatnya di KelurahanKadungmangu,Babakan Madang, Sentul,Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa mencapai lokasi kegiatan, dapatmenempuh perjalanan selama 2 dua jammelalui Tol Jagorawi menuju ke arah kegatan berada di belakang kegiatan Pengabdian KepadaMasyarakat PKM yang dilakukanmeliputi- Persiapan surat-menyurat dengan pihaktokoh masyarakat, undangan dan suratkerja Survei lapangan terutama transportasimenuju ke Pembuatan alat Pembuatan slide sosialisasi METODEUntuk sosialisasi kepada masyarakatdilakukan dengan metode ceramah dan tanya Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega15jawab, kemudian dilanjutkan dengandiskusi. Para peserta sangat antusias dalammengikuti kegiatan ini, dikarenakan olehkeinginan mereka untuk dapat memiliki alatbiogas yang dapat mengurangi merupakan gas yangdihasilkan dari proses pembusukan ataupenguraian bahan-bahan organik olehbakteri mikroorganisme Wahyuni, 2010.Komponen biogas antara lain sebagaiberikut ± 60% CH4metana, ± 38% CO2karbon dioksida, serta ± 2% N2, O2, H2, danH2S Hambali, 2007. Dalam skala besar,biogas dapat digunakan sebagai pembangkittenaga listrik, sehingga dapat dijadikansumber energi alternatif yang ramahlingkungan dan terbarukan. Wahyuni,2011 .Proses pembuatan biogas ini sudahlama disosialisasikan, namun ada beberapadesa yang belum pernah mendapatkaninformasi mengenai pembuatan biogas darilimbah tanaman atau kotoran hewan. Telahbanyak penelitian-penelitian dilakukanuntuk membuat atau menghasilkan energialternatif ini, sehingga manfaatnya dapatdirasakan oleh masyarakat, terutama dipedesaan yang jauh dari kota danmempunyai tingkat taraf hidup yang rendah.Wahyuni, 2013Limbah digolongkan menjadi 3 tigajenis, yaitu limbah anorganik, organik, dankhusus. Limbah organik berasal dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yangdiambil dari alam atau dihasilkan darikegiatan pertanian, perikanan, rumahtangga, industri atau kegiatan limbah organik adalah limbah dapur,sisa sayuran, dan daun-daunanWahyuni,2013.Pemanfaatan limbah sebagai bahanbaku pembuatan biogas memberikanberbagai manfaat, yaitu membantumengatasi masalah polusi limbah danmenjadi sumber energi yang mudahdidapatkan, murah, serta terbarukan untukmembantu penyediaan pupuk alam.Wahyuni, 2013Sumber energi Biogas yang utama,yaitu limbah kotoran hewan. Biogas dapatdisetarakan denganTabel 1. Konversi BiogasMarlina, Ekawati, 2010Bahan Bakar JumlahLPG 0,46 KgMinyak Tanah 0,62 LiterMinyak Solar 0,62 LiterBensin 0,80 LiterGas Kota 1,50 mKayu Bakar 3,5 KgBiogas didefinisikan sebagai gas yangdilepaskan jika bahan-bahan organik sepertikotoran hewan, kotoran manusia, jerami,sekam, dan daun - daun hasil sortiran sayurdifermentasi atau mengalami prosesmetanisasi. Biogas terdiri dari campuranmetana 50-75%, CO225-45%, sertasejumlah kecil H2, N2, dan H2S Hambali,2007. Daun yang sudah menjadi limbahmerupakan salah satu bahan yang dapatdimanfaatkan untuk menghasilkan biogas,dengan cara pembusukan. Apabila sudahmenjadi biogas maka energi tersebut dapatdikonversikan menjadi kalor, listrik prinsipnya, pemanfaatan limbahdaun ini adalah mengubah senyawa organikmenjadi gas metana. Namun, hal tersebutdapat dilakukan dengan proses yangsederhana, tetapi dengan hasil yang samadengan proses yang rumit. Hal tersebutsangat perlu disosialisasikan kepadamasyarakat pedesaan. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega16Langkah-Langkah proses pembuatanbiogas sederhana skala rumah tangga adalahsebagai berikuta. Perlengkapan yang termasuk pada unitbiodigester1. Reaktor biodigester tangki plastik2. Perlengkapan instalasi biogas, yangterdiri dari selang, manometer, klem,ball valve,water trap, gas pump, dangas holder3. Kompor gas4. Bak plastik5. Pemurni Methane MP 12706. Tiang penyangga dudukan gas holderb. Tindakan pencegahan1. Hindarkan terjadinya kerusakan yangdisebabkan karena kesalahan padapemakaian atau yang menyebabkanterjadinya kecelakaan pada Hindarkan penggunaan oleh personilyang bukan ahlinya atau personelyang belum Persiapan instalasi1. Mempersiapkan terlebih dahulu alatreaktor biogas, dengan merangkaipipa dan tangki plastik pada Gambar 2, dimana pipasedang 2. Pemasangan Alat Reaktor Biogas2. Periksa terlebih dahulu dan pastikantidak ada kebocoran pada instalasidari digester sampai gas Dudukan gas holder dipasang di atasagar terlindung dari gangguan Pada Gambar 3, terlihat rangkaiantelah siap untuk Tempatkan pada tempat terkena sinarmatahari langsung tapi tidak terkenaair hujan ada atap yang tembuscahaya matahari.6. Tempatkan pada ruang terbuka untukmemudahkan pemeriksaan,perawatan dan 3. Pemasangan alat reaktor biogastelah selesai dirangkai7. Tempatkan pada tempat yang dekatdengan sumber Gas holder ditempatkan di atas agarterhindar dari gangguan Cara penggunaan1. Pisahkan limbah organik sampah dapurdan non-organik. Sampah dapurdicampur air alami dari kolam, sungai,air hujan, sumur, hindarkan air berkaporitPDAM sebanyak ½ reaktor IBC Lakukan pencacahan sampah danmaterial secara bertahap dan masukkanke dalam reaktor manual melalui lubangpipa CO.3. Terdapat 2 dua cara pengisian, yaitu1 Melalui bak pencuci tipe sinkdengan grinder. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega172 Manual tanpa grinder, sehingga perludilakukan pencacahan secara manualdicincang menggunakan pisau ataugolok.4. Kemampuan memusnahkan setiap hari25 Kg sampah organik atau 50 liter bubursampah tercacah, dengan perbandingan11 antara sampah organik dengan Setelah material tercacah dimasukkan,digester, dilengkapi dengan mixerpengaduk manual pada bagian atasdigester, yang bertujuan untukpencampuran yang optimal bagi prosesfermentasi. Lakukan Untuk meningkatkan proses fermentasianaerobik pada digester, masukkanaktivator methana Green Phoskko dilakukan pada saat pengisianbubur organik di Cara menyiapkan aktivator campurkansatu pack aktivator sebanyak 250 gramdengan air yang dicampur denganmolasses tetes tebu sebanyak 5 tidak terdapat molasses, buatlarutan gula dengan cara mencampur 5liter air dengan 500 gram gula Untuk menampung hasil mL, disediakan satu tanki/bak Untuk menampung pupuk organik daridigester, disediakan penampung lumpurslurry yang terbuka/tertutup jeriken. meningkatkan mutu pupuk danmenekan timbulnya bau, berikanaktivator kompos green phoskko GP-1dan penggembur GP-2. kompor, buka terlebih duluvalve selang dari penampung biogas kekompor, kemudian pantik pada bagiannozzle dengan korek/pemantik digester m, dilengkapidengan menambah pemurni methanauntuk meningkatkan kualitas pellet absorben dilakukansetiap 6 bulan Cara pemeliharaan1. Bersihkan reaktor bio-digester danbak inlet dengan Hindarkan membersihkan dengan airmengandung khlorin kaporit, airsabun, air sampo atau sejenisnyakarena akan membuat mikroba yangmenfermentasi sampah menjadi Gunakan air sumur, air hujan, airselokan atau air yang tidakmengandung zat di Penyebab terjadinya kebakaran pt globalmitra proteksindo, 20171. Bahan yang mudah terbakar, yaitubarang padat, cair atau gas kayu,kertas, tekstil, bensin, minyak,acetelin, dll..2. Panas pada lingkungannya memilikisuhu yang tinggi sumber panas darisinar matahari, korsleting listrik,panas dari energi mekanikgesekan, reaksi kimia, dankompresi Adanya zat asam yang kandungan kadar O2yangsemakin besar, maka api akanmenyala semakin hebat, sedangkanpada kadar oksigen kurang dari12%, tidak akan terjadi pembakaranapi. Dalam keadaan normal, kadarO2di udara bebas berkisar 21%,maka udara memiliki keaktifanpembakaran yang faktor tersebut saling mengikatdengan kondisi yang cukup diperhatikan apabila salah satudari tiga unsur di atas tidak ada, makatidak mungkin akan terjadi setiap kebakaran yang terjadi dapatdipadamkan dengan dengan beberapacara PT Global Mitra Proteksindo,2017, yaitu Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega18a. Menurunkan suhunya di bawah Menghilangkan zat Menjauhkan barang-barang yang Mengurangi kadar/persentase O2padabenda-benda yang mudah terbakar,seperti bahan yang berasal dari HASIL DAN PEMBAHASANGas metana dengan CO2 disebut biogasdengan perbandingan 6535. Limbah yangdiproses menjadi kompos memerlukanpersyaratan dasar tertentu. Demikian jugadalam proses pembusukan limbah menjadibiogas, membutuhkan syarat-syarat pembuatan biogas denganmenggunakan daun kering sebaiknyadicampurkan dengan limbah organik, sepertilimbah dari rumah tangga, kotoran ternakatau kotoran manusia, dimana untukmenghasilkan biogas maka perbandinganbahan yang dicampur adalah 43% darilimbah organik dan 27% sisa limbah organik dengan air dibuatdengan perbandingan 1 1. Setelah itumasukkan bahan biogas kedalam reaktor,sebanyak 1000 liter, selanjutnya didalamreaktor tersebut akan berlangsung prosespembusukan yang menghasilkan ditunggu selama 10 hari, makapenampung biogas akan kelihatanmenggembung dan mengeras, itu merupakanciri khas bahwa biogas sudah terbentuk, danbiogas sudah bisa digunakan untuk plastik reaktor biogas di goyang-goyang, agar terjadi penguraian yangsempurna, dan gas yang terbentuk dibagianbawah akan naik keatas, lakukan juga padasetiap pengisian pengisian bahan pembuat biogasselanjutnya dapat dilakukan setiap hari,dengan memasukkan lebih kurang 40 literpagi dan sore pengolahan biogas berupa lumpur,secara otomatis akan keluar setiap kalidilakukan pengisian bahan biogas limbahtanaman.Perbandingan antara unsur C dan N sangatmenentukan kualitas dari daya senyawa organik dari limbahkotoran hewan menjadi CH4 gas metanadan CO2, membutuhkan komposisi rasioC/N antara 20-25. Sehingga apabilamenggunakan rumput saja, maka C/N > 65,sehingga perbandingan CH4CO2 6535tidak akan tercapai. Apabila perbandinganhanya bernilai 4555 atau 5050 atau 4060,maka hasil biogasnya akan mempunyaikualitas daya bakar yang rendah atau kurangmemenuhi syarat sebagai bahan energi. Jugasebaliknya, kalau limbah yang digunakanberbentuk kotoran hewan, dengan rasio C/Nsekitar 8, maka produksi biogas akanmempunyai perbandingan antara CH4 danCO2 9010 Hambali, 2007.Dengan nilai ini maka hasil biogas jugabesar kualitas bakarnya, sehingga akanmembahayakan pengguna. Sehingga alattersebut sebaiknya diletakkan diudara lain yang perlu diperhatikan, yaitu rasioC/N terlalu tinggi atau terlalu rendah akanmempengaruhi proses terbentuknya ini disebabkan karena proses biologiyang memerlukan persyaratan hiduptertentu, seperti juga air yang terkandung dalam bahanyang digunakan harus tepat. Air mempunyaiperan sangat penting di dalam prosespembusukan sehingga terbentuk limbah yang digunakan berbentukkotoran hewan kering yang dicampurdengan sisa-sisa tanaman rumput atausayuran bekas makanan, atau dengan limbahlainnya yang juga kering, maka diperlukanpenambahan air. Tapi berbeda apabilalimbah yang akan digunakan berbentuklumpur yang sudah mengandung bahanorganik tinggi. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega19Suhu reaktor selama proses berlangsungharus dijaga. Suhu lingkungan hidup bakteriprosesor biogas adalah antara 27ºC - temperatur tersebut, prosespembuatan biogas akan berjalan sesuaidengan waktunya. Tetapi berbeda halnya,jika temperatur terlalu rendah dingin, makawaktu untuk menjadi biogas akan menjadilebih lama. Kehadiran bakteri prosesor ataubakteri yang mempunyai kemampuanmenguraikan limbah tanaman dari pembusukan limbah tidak selalumenjadi CH4 yang diharapkan sebagaibahan bakar. Agar keberadaan mikrobapembuat biogas berkembang dengan baik,maka sebaiknya digunakan bahan aditif yangdisebut dengan stater, yaitu bahan atausubstrat yang dipastikan mengandungmikroba metana sesuai dengan pembuatan biogas, udara sama sekalitidak diperlukan. Keberadaan udaramenyebabkan gas CH4 tidak akan itu, bejana pembuat biogas harusdalam kondisi tertutup tersebut merupakan syaratdasar agar proses pembuatan biogas berjalandengan baik. Gambar 4 dan 5 adalah fotoketua dan para anggota pelaksana PKM,serta masyarakat 4. Para Peserta Dan Instruktur DalamAcara Sosialisasi Pemasangan Alat BiogasGambar 5. Para Instruktur Dalam AcaraSosialisasi Pemasangan Alat BiogasLangkah-langkah preventif untuk mencegahkebakaran Dalam sosialisasi ini sangat penting untukdisampaikan penyebab dan penanggulanganterjadinya kebakaran, karena tangki reaktorakan dipenuhi dengan bahan bakar biogasyang dapat terbakar apabila kondisi udaraterlalu panas. Oleh karena itu, tangki reaktordapat diletakkan di luar ruangan yang teduhdan tidak terkena sinar matahari langsung,kemudian dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Selain itu, tangki reaktor harus diceksetiap saat, jika terjadi kebocoran KESIMPULANDari hasil kegiatan PKM, maka dapatdisimpulkan bahwaKadar Air mempunyai peran sangatpenting di dalam proses pembusukansehingga terbentuk biogas.Hasil dari pembusukan limbah tidakselalu menjadi CH4yang diharapkansebagai bahan bakar.Untuk pembuatan biogas denganmenggunakan daun kering sebaiknyadicampurkan dengan limbah organik,Suhu reaktor selama proses berlangsungharus dijaga. Suhu lingkungan hidupbakteri prosesor biogas adalah antara27ºC - 28ºC.Proses pembuatan biogas memakanwaktu selama 10 hari. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega20Perbandingan antara unsur C dan Nsangat menentukan kualitas dari dayabakarnya. Komposisi terbaik adalah rasioC/N antara 20-25.Kualitas bakar yang besar, akanmembahayakan pengguna. Sehingga alattersebut sebaiknya diletakkan diudaraluar.Secara umum, kegiatan ini dapatmemberikan manfaat yang baik dari sisimateri, seperti pengetahuan tentangpengelolaan dan pemanfaataan limbahyang menjadi energi alternatif.Harapan dari masyarakat setempat adalahagar kegiatan ini dapat diadakan kembaliuntuk disosialisasikan kepadalingkungan masyarakat yang lebih luaslagi, termasuk dapat mempraktekkanpenggunaan alat tersebut.Dengan waktu yang disediakan WIB, dirasakan kuranguntuk menyampaikan materi-materitersebut sehingga belum sempatmemberikan detail materi.Apabila masyarakat serius dalammemanfaatkan limbah, maka tidak perlulagi merasa ketergantungan terhadapLPG.Para peserta memberikan respon yangsangat baik terhadap kegiatan ini, karenatopik yang disampaikan sesuai dengankebutuhan yang dihadapi olehmasyarakat pada umumnya dan jugamateri yang disampaikan dapat diterimadengan baik, mereka berharap dapatsegera dilaksanakan dalam waktu dekat.Proses pembuatan biogas ini sudah lamadisosialisasikan, namun ada beberapadesa yang belum pernah mendapatkaninformasi mengenai pembuatan biogasdari limbah Terima KasihTerima kasih ditujukan kepada1. Dekan Fakultas Teknologi Kebumiandan Energi FTKE, Bapak Dr. Ir. AfiatAnugrahadi, yang telahmemberikan izin, serta dorongan baikmoril maupun Bapak Subagia Muhtar, SH, MH, selakuKepala Bagian Tata Usaha FTKE yangtelah memberikan tempat untukpelaksanaan kegiatan PengabdianKepada Hambali, Siti Mujdalipah, ArmansyahHalomoan tambunan, Abdul WariesPattiwiri, dan roy Hendroko. Bioenergi. Jakarta AgromediaPustakaMarlina, Ekawati. Rahman, BiogasSumber energi alternatifPT Cipta Visi Sinar Mandiri, Manual Book,Biodigester 1000ml, 2017PT Global Mitra Proteksindo. Benny. 2020. Gas-Gas PenyebabEfek Rumah S. 2010. Biogas. Jakarta Sri. 2011. Menghasilkan Biogasdari Aneka Limbah Medan Sri. 2013. Panduan PraktisBiogas. Jakarta Penebar VioletHatta, 2007. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Penyebab Efek Rumah KacaBenny PurbaPurba, Benny. 2020. Gas-Gas Penyebab Efek Rumah Kaca.
Sistem pembekaran yang terjadi pada tunggu/kompot biomassa tradisional memberi berdampak buruk terhadap kesehatan pengguna karena efesiensi pembakaran yang rendah mengakibatkan timbulnya banyak asap yang menggangu kesehatan pengguna. Pada kegiatan community service ini, diperkenalkan sebuah model kompor biomassa yang telah dikembangkan dan memiliki sistem pembakaran yang lebih sempurna, sehingga efesiensinya jauh lebih baik. Kegiatan ini berbentuk penyuluhan atau sosialisasi yang menjelaskan kepada masyarakat tentang kompor biomassa semi gasifikasi, nilai ekonomis dari penggunaan kompor biomassa semi gasifikasi, kelebihan menggunakan kompor biomassa, dan hubungan efesiensi pembakaran terhadap pembakaran, dampak positif bagi kesehatan serta bagian-bagian penting dari kompor biomassa semi gasifiksi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab untuk memantapkan pemahaman mereka terhadap kompor biomassa yang telah dikembangkan serta mencerahkan keraguan mereka. Kegiatan ini berjalan lancar dan diterima baik oleh masyarakat, terlihat dari keaktifan mereka dalam berinteraksi dengan pemateri tentang kompor biomassa selama kegiatan berlangsung. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 Dapat diakses secara online di Buletin Pembangunan Berkelanjutan Penerbit Universitas Islam Riau UIR Press Kompor Biomassa Sebagai Salah Satu Teknologi Tepat Guna Masyarakat Pedesaan Jhonni Rahman1 1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Jln. Kaharuddin Nasution Km. 113 Marpoyan, Pekanbaru, Riau, Indonesia – 28284 *Penulis koresponden jhonni_rahman Riwayat Dikirim 1 Desember 2021 Direvisi 30 Desember 2021 Diterima 31 Desember 2021 Sistem pembekaran yang terjadi pada tunggu/kompot biomassa tradisional memberi berdampak buruk terhadap kesehatan pengguna karena efesiensi pembakaran yang rendah mengakibatkan timbulnya banyak asap yang menggangu kesehatan pengguna. Pada kegiatan community service ini, diperkenalkan sebuah model kompor biomassa yang telah dikembangkan dan memiliki sistem pembakaran yang lebih sempurna, sehingga efesiensinya jauh lebih baik. Kegiatan ini berbentuk penyuluhan atau sosialisasi yang menjelaskan kepada masyarakat tentang kompor biomassa semi gasifikasi, nilai ekonomis dari penggunaan kompor biomassa semi gasifikasi, kelebihan menggunakan kompor biomassa, dan hubungan efesiensi pembakaran terhadap pembakaran, dampak positif bagi kesehatan serta bagian-bagian penting dari kompor biomassa semi gasifiksi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab untuk memantapkan pemahaman mereka terhadap kompor biomassa yang telah dikembangkan serta mencerahkan keraguan mereka. Kegiatan ini berjalan lancar dan diterima baik oleh masyarakat, terlihat dari keaktifan mereka dalam berinteraksi dengan pemateri tentang kompor biomassa selama kegiatan berlangsung. Kata Kunci Tungku tradisional Efisiensi pembakaran Kompor biomassa Kesehatan PENDAHULUAN Sebagai daerah agraris Riau merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber energy yaitu biomassa. Dengan banyaknya biomassa yang ada di propinsi Riau, masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan biomassa tersebut untuk berbagai kebutuhan. Salah satu bentuk pemanfaatan biomassa yang sering dilakukan di daerah pedesaan ialah sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak rumah tangga sehari-hari. Namun, pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar di pedesaan masih belum optimal karena masih menggunakan cara dan alat tradisional yang memberi dampak negative bagi pengguna Pathak et al., 2019. Diantaranya adalah permasalahan ganguan pernafasan pernafasan yang sering ditemukan pada masyarakat pengguna kompor masak tradisional Robin, et al., 1996. Bahkan tidak sedikit masalah tersebut merambah ke anak-anak dibawah umur yang secara tidak sengaja menghirup asap hasil pembakaran dari kompor tradisional ketika memasak. WHO telah mengeluarkan keterangan bahwa lebih dari 10% kematian dini yang terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun akibat penyakit pneumonia yang bersumber dari partikel-partikel halus yang berasal dari asap pembakaran kompor tradisional Statistik WHO, 2014. Dan kasus seperti ini sering terjadi di daerah pedesaan yang memiliki ekonomi relative rendah. Sehingga meskipun mereka menyadari atau merasakan efek buruk dari asap kompor Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 2 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 tradisional, mereka masih terpaksa untuk tetap menggunakannya. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan alasan, bisa jadi dikarenakan susahnya mendapatkan bahan bakar fosil dan gas karena wilayah yang sulit terjangkau. Bisa jadi karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan bagi masyarakat ekonomi rendah untuk membeli bahan bakar fosil dan gas. Ditambah lagi dengan harga bahan bakar fosil yang terus melambung. Sementara itu di pedesaan masyarakat tidak membutuhkan dana sedikitpun untuk mendapatkan bahan bakar mengingat sumber bahan bakar alami tersedia melimpah disekitar mereka. Sehingga mereka bisa menyisihkan uang mereka untuk keperluan penting lainnnya. Gambar 1 adalah contoh kondisi masyarakat yang menggunakan kompor biomassa tradisional untuk memasak. Foto ini menggambarkan salah satu kebiasaan masyarakat setempat yang sering memasak sambil menggendong anak mereka. Gambar 1. Tungku masak tradisional di pedesaan Giyanto, 2020 Dalam ilmu konversi energi, timbulnya banyak asap akibat pembakaran menunjukkan proses pembakaran secara tradisional masih terlalu jauh dari sempurna. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dalam maupun luar negeri efisiensi pembakaran dengan menggunakan cara tradisional masih sangat rendah yaitu sebesar kurang dari 15 % tergantung bahan bakar Julita et al., 2019. Hal ini menunjukkan bahwa potensi energi yang ada pada bahan bakar biomassa masih belum dimamfaatkan dengan baik, sehingga sering menjadi pemborosan dalam penggunaan bahan bakar biomassa. Optimalisasi performa biomassa untuk kebutuhan memasak, dapat dilakukan pada dua aspek, yaitu aspek bahan bakar dan aspek alat pembakaran dalam hal ini adalah kompor. Optimalisasi biomassa dalam aspek bahan bakar biasanya dilakukan dengan membuat bahan bakar biomassa menjadi bentuk yang lebih mudah digunakan dan performa yang lebih baik seperti briket, peningkatan kualitas, dan lain lain Elfiano, 2013; Elfiano et al., 2014. Sedangkan dalam aspek media pembakaran dapat dikembangkan melalui pembuatan model kompor biomassa yang mampu menghasilkan proses pembakaran yang lebih sempurna Rahman, 2015. Untuk masyarakat pedesaan pengembangan kompor biomassa merupakan solusi yang paling tepat dalam mengurangi masalah ditinjau dari berbagai aspek. Sejauh ini sudah banyak model model kompor biomassa yang memiliki efesiensi pembakaran yang memiliki efesiensi pembakaran yang lebih baik dari pada kompor tradisional, seperti kompor biomassa gasifikasi yang telah dikembangkan saat ini Julita et al., 2019. Sistem pembakaran yang terjadi pada kompor gasifikasi jauh lebih bersih dari pada kompor tradisional karena emisi yang dihasilkan jauh lebih sedikit. Sehingga tidak hanya less risk bagi pengguna tetapi juga hemat bahan bakar. Dan yang terpenting adalah penggunaan kompor biomassa dengan performa yang lebih baik mampu meningkatkan Kesehatan pengguna karena efek buruk dari asap sisa pembakaran dapat diminimalisir dengan baik Adler, 2010. Kegiatan community service melalui penyuluhan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu menginformasikan kepada masyarakat setempat dampak negative asap bagi kesehatan pengguna dan orang terdekat mereka yang ditimbulkan ketika memasak menggunakan kompor/tungku tradisional. Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 3 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 Selanjutnya, kegiatan ini juga dilakukan untuk memperkenalkan salah satu model kompor biomassa gasifikasi natural yang dikembangkan oleh Prodi Teknik Mesin Universitas Islam Riau UIR sebagai salah satu solusi implementasi teknologi tepat guna ditengah-tengah masyarakat serta kelebihannya dibandingkan kompor biomassa tradisional. Gambar 2 adalah foto dari kompor biomassa semi gasifikasi hasil pengembangan Prodi Teknik Mesin UIR Rahman, 2015. Gambar 2. Tungku biomassa semi gasifikasi pengembangan Prodi Teknik Mesin UIR METODE PELAKSANAAN Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di desa Danau Pulai Indah kecamatan Kempas Jaya kabupaten Indragiri Hilir pada tanggal 8 Agustus 2016. Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan kegiatan ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat berjalan dengan baik dari sebelum penyuluhan diadakan sampai akhir kegiatan dengan beberapa tahapan, yaitu, 1. Tahap persiapan Tahapan ini dilakukan dengan menghubungi pihak kelurahan jauh hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk menginformasikan pihak pimpinan desa akan maksut dan tujuan kegiatan serta manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini. Hal ini juga ditujukan agar informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebar dengan baik sehingga pengetahuan tentang teknologi tepat guna ini tersampaikan kepada sebagian besar masyarakat. Selain itu, persiapan kelengkapan perangkat pada prototip kompor biomassa yang dipresentasikan sebagai model dicek dengan teliti agar permasalahan teknis tidak terjadi. 2. Tahap penyuluhan Tahapan ini merupakan tahapan inti yang berhubungan langsung dengan masyarakat setempat. Pada tahapan ini kegiatan penyuluhan/sosialisasi kompor biomassa dilaksanakan dengan urutan pengenalan tentang pemanfaatan sumber daya alam. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dampak-dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan tungku tradisional berdasarkan data-data yang meyakinkan dari sumber-sumber terpecaya, memperkenalkan sebuah model kompor biomassa yang memiliki performa yang lebih baik, aman, serta serta hemat pemakaian bahan bakar, dan lain lain. 3. Tahap diskusi Pada tahapan ini interaksi antara narasumber dan perserta dilaksanakan melalui tanya jawab langsung. Dan untuk membuat suasana lebih hidup, diskusi tidak hanya melibatkan dosen dan masyarakat, tetapi juga mahasiswa dari daerah local. Pada tahapan ini diskusi tidak hanya membahas tentang teknologi tepat guna kompor biomassa semi gasifikasi, tetapi juga menerima masukan dari masyarakat setempat tentang masalah-masalah lain yang mereka alami dan teknologi tepat guna lainnya yang mereka butuhkan. Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 4 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembahasan Kegiatan Gambar 3 sampai Gambar 5 menunjukkan suasana kegiatan ketika narasumber memberikan penjelasan kepada peserta penyuluhan, dilanjutkan interaksi tanya jawab dengan perserta penyuluhan dan penjelasan yang lebih spesifik tentang bagian-bagian kompor biomassa gasifikasi. Penyampaian materi penyuluhanMateri penyuluhan tentang kompor biomassa yang disampaikan pada kegiatan ini meliputi penjelasan tentang kompor biomassa, aspek-aspek penting terkait kompor biomassa, alasan dan keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan kompor biomassa, peranan kompor biomassa dalam mengurangi efek buruk hasil pembakaran, sejauh mana energi yang dapat dihemat dengan menggunakan kompor biomassa, serta menjelaskan model dan bagian-bagian dari kompor biomassa yang telah dirancang oleh Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. Ceramah interaktif yang dilakukan dengan bantuan ilustrasi gambar dan foto pada slide power point sangat membantu peserta kegiatan dalam memahami informasi yang disampaikan. Metode ini juga memudahkan dalam penjelaskan contoh-contoh pemanfaatan sumber daya alam disekitar masyarakat yang tidak/belum termanfaatkan untuk diolah dan dijadikan bahan bakar yang dapat digunakan pada kompor biomassa. Pokok pembahasan yang disampaikan adalah sebagai berikut, 1. Teknologi tepat guna di rumah tangga, 2. Alasan memasak dengan menggunakan kayu/biomassa, 3. Kerugian memasak dengan menggunakan kompor biomassa tradisional, 4. Bahaya yang ditimbulkan oleh asap sisa pembakaran kompor tradisional, 5. Keuntungan memasak dengan rancangan kompor biomassa, 6. Model dan bagian-bagian dari rancangan kompor biomassa, 7. Bahan bakar yang dapat digunakan pada kompor biomassa. Pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh peserta dalam hal memasak dengan menggunakan kompor/tungku tradisional maupun pertanyaan yang berhubungan dengan materi penyuluhan disampaikan pada sesi diskusi dan tanya jawab, sehingga materi yang disampaikan lebih jelas dipahami dan manfaat yang dirasakan terkait dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh kebanyakan orang tua. Selain itu hal-hal lain yang dirasakan oleh masyarakat terkait dengan cara pengolahan sampah untuk menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar juga didiskusikan bersama untuk mencari solusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Termasuk juga didalamnya membahas tentang teknologi-teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Gambar 3. Penyampaian materi penyuluhan oleh narasumber Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 5 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 Gambar 4. Tanya jawab dengan peserta penyuluhan Gambar 5. Penjelasan detail tentang fungsi setiap bagian kompor biomassa 2. Evaluasi Kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat yang terjadi dalam melaksanakan program pengabdian pada masyarakat ini. Secara garis besar faktor pendukung dan penghambat tersebut dapat kami jelaskan sebagai berikut a. Faktor Pendukung 1 Tersedia fasilitas yang memadai berupa laptop, proyektor, kamera digital, pengeras suara dan pointer dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, 2 Antusiasme para peserta yang cukup tinggi terhadap materi penyuluhan, 3 Dukungan dari pihak Kantor Desa yang menyambut baik pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan membantu tim pengabdian mengatur waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan, 4 Ketersediaan dana pendukung dari Lembaga Pengabdian pada masyarakat LPM-UIR guna penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini b. Faktor Penghambat 1. Peserta penyuluhan terdiri dari berbagai perbedaan kalangan usia dan latar belakang pendidikan sehingga ada kekhawatiran materi yang disampaikan tidak dapat ditangkap sepenuhnya, terutama untuk warga yang latar belakang pendidikannya sangat rendah. 2. Keterbatasan waktu untuk pelaksanaan penyuluhan sehingga beberapa materi tidak dapat disampaikan secara baik. Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 6 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 3. Tempat pelaksanaan didalam ruangan sehingga tidak dapat dilakukan demostrasi untuk melihat bagaimana kinerja kompor biomassa dibandingkan kompor tradisional yang telah ada dimasyarakat. KESIMPULAN Program pengabdian pada masyarakat berupa penyuluhan mengenai keunggulan kompor biomassa dibandingkan kompor-kompor tradisional terhadap kesehatan dan penghematan bahan bakar ini diharapkan mampu menambah wawasan, pengetahuan dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan penggunaan kompor biomassa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pada kesempatan ini juga diperkenalkan pengembangan kompor biomassa semi gasifikasi dan bagian-bagian-bagian penting di dalam kompor biomassa semi gasifikasi hasil rancangan Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Riau. Dengan diperkenalkan bagian-bagian dari kompor biomassa semi gasifikasi diharapkan masyarakat sekitar dapat mencontohnya, membuat dan menggunakan model kompor tersebut untuk kebutuhan memasak. Selain itu bagi masyarakat yang memiliki kemampuan/skill dalam membuat kompor tersebut, maka hal ini dapat dijadikan sebagai sarana baru dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Program kegiatan penyuluhan ini disertakan dengan modul materi sehingga peserta dapat mengambil pelajaran/informasi mengenai perbandingan menggunakan kompor biomassa semi gasifikasi dengan kompor-kompor biomassa tradisional yang dipergunakan oleh masyarakat selama ini. Kegiatan ini mendapat sambutan sangat baik dari seluruh peserta dan dinas terkait yang terbukti dengan keaktifan peserta mengikuti penyuluhan dengan tidak meninggalkan tempat sebelum waktu penyuluhan berakhir, serta adanya permintaan masyarakat setempat untuk diadakan kembali kegiatan lanjutan tentang workshop cara pembuatan kompor biomassa semi gasifikasi. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada Universitas Islam Riau atas izin dan dukungan finansial sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Begitu juga halnya kepada pihak kelurahan desa Pulai Indah Kec. Kempas Jaya Kab. Indragiri Hilir, telah bersedia menerima kami dan menyebar luaskan informasi kegiatan ini kepada masyarakat desa Pulai Indah. DAFTAR PUSTAKA Adler, T., 2010. Better Burning, Better Breathing; Improving Health with Cleaner Cook Stoves. Enviromental Health Perspectives, 1183. Elfiano, E., Natsir, M., & Indra, D. 2014. Analisa Proksimat Briket Bioarang Campuran Limbah Ampas Tebu dan Arang Kayu. In Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti. Elfiano, E. Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi. Giyanto, G. 2020. Kajian Preferensi Penggunaan Kompor Biomassa Pelet kayu Sebagai Alternatif pengganti Tungku Tradisional. In Prosiding Seminar Nasional NCIET. 11, 6-19. Julita, R., Rionaldo, H., Andrio, D., & Zulfansyah, Z. 2019. Performa kompor gasifikasi champion stove. Pathak, U., Kumar, R., Suri, T. M., Suri, J. C., Gupta, N. C., & Pathak, S. 2019. Impact of biomass fuel exposure from traditional stoves on lung functions in adult women of a rural Indian village. Lung India Official Organ of Indian Chest Society, 365, 376. Rahman, J. 2015. Perancangan Kompor Biomassa Yang Bebas Polusi. Jurnal Relevansi, Akurasi Dan Tepat Waktu RAT, 41, 555-561. Robin, L. F., Lees, P. S., Winget, M., Steinhoff, M., Moulton, L. H., Santosham, M., & Correa, A. 1996. Wood-burning stoves and lower respiratory illnesses in Navajo children. The Pediatric infectious disease journal, 1510, 859-865. World Health Organization. 2014. World Health Statistics ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Tina AdlerEvery morning and evening, millions of women in India spend an hour or two cooking their rice, dal, curry, and roti or other flat bread. Most will prepare their meals over a smoky, 3-stone open fire or a traditional clay or brick cook stove called a chulha. The stoves burn a mix of wood, hay, or cow dung that the women collect from around their homes or, at times, far from the safety of their villages. The old-fashioned chulhas cook slowly, imparting a delicious flavor to the food that many Indians love. But everyone—from the women cooking their meals to international health experts—knows the smoke from the fires has a dark side, literally and figuratively. Users say the smoke burns their eyes and blackens their pots and kitchen walls. Climatologists such as Veerabhadran Ramanathan, a professor at the University of California, San Diego, say the black carbon soot from the smoke, which blankets the villages, contributes to anthropogenic climate change. Health experts report that smoke exposure increases the risk of numerous diseases. “Day in and day out, and for hours at a time, women and their small children breathe in amounts of smoke equivalent to consuming two packs of cigarettes per day,” the World Health Organization WHO reported in the 2006 report Fuel for Life Household Energy and Health. To date, the few nongovernmental organizations, companies, and development and public health agencies that have tried to replace these traditional stoves have met with only isolated successes in large-scale programs. Now India intends to launch one of the largest improved cook stove initiatives in the world, its government announced in December 2009. Although several other governments have stove replacement programs, India’s has a larger potential than most. Clean-stove experts warn there is no one perfect stove or stove program that will solve India’s—or any other country’s—problem with smoke exposure. “Almost certainly, we need a range of options for different groups defined by geography, socioeconomic level, and culture,” says Nigel Bruce, a consultant to the WHO and senior lecturer at the University of Liverpool. “It is possible that a common technology could be at the core of these, but I would not assume that either.”Background Acute lower respiratory illnesses ALRI have been associated with exposure to domestic smoke. To examine further this association, a case-control study was conducted among Navajo children seen at the Public Health Service Indian Hospital at Fort Defiance, AZ. Methods Cases, children hospitalized with an ALRI n = 45, were ascertained from the inpatient logs during October, 1992, through March, 1993. Controls, children who had a health record at the same hospital and had never been hospitalized for ALRI, were matched 11 to cases on date of birth and gender. Home interviews of parents of subjects during March and April, 1993, elicited information on heating and cooking fuels and other household characteristics. Indoor air samples were collected for determination of time-weighted average concentrations of respirable particles <10 μm in diameter. Results Age of cases at the time of admission ranged from 1 to 24 months median, 7 months; 60% of the cases were male. Matched pair analysis revealed an increased risk of ALRI for children living in households that cooked with any wood odds ratio OR, 95% confidence interval CI, to had indoor air concentrations of respirable particles ≥65 μg/m3 90th percentile OR 95% CI to and where the primary caretaker was other than the mother OR 9, 95% CI to Individual adjustment for potential confounders resulted in minor change <20% in these results. Indoor air concentration of respirable particles was positively correlated with cooking and heating with wood P < but not with other sources of combustion emissions. Conclusions Cooking with wood-burning stoves was associated with higher indoor air concentrations of respirable particles and with an increased risk of ALRI in Navajo Proksimat Briket Bioarang Campuran Limbah Ampas Tebu dan Arang KayuE ElfianoM NatsirD IndraElfiano, E., Natsir, M., & Indra, D. 2014. Analisa Proksimat Briket Bioarang Campuran Limbah Ampas Tebu dan Arang Kayu. In Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non-KarbonisasiE ElfianoElfiano, E. Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Preferensi Penggunaan Kompor Biomassa Pelet kayu Sebagai Alternatif pengganti Tungku TradisionalG GiyantoGiyanto, G. 2020. Kajian Preferensi Penggunaan Kompor Biomassa Pelet kayu Sebagai Alternatif pengganti Tungku Tradisional. In Prosiding Seminar Nasional NCIET. 11, of biomass fuel exposure from traditional stoves on lung functions in adult women of a rural Indian villageR JulitaH RionaldoD AndrioZ ZulfansyahU PathakR KumarT M SuriJ C SuriN C GuptaS PathakJulita, R., Rionaldo, H., Andrio, D., & Zulfansyah, Z. 2019. Performa kompor gasifikasi champion stove. Pathak, U., Kumar, R., Suri, T. M., Suri, J. C., Gupta, N. C., & Pathak, S. 2019. Impact of biomass fuel exposure from traditional stoves on lung functions in adult women of a rural Indian village. Lung India Official Organ of Indian Chest Society, 365, Health Organization. 2014. World Health Statistics
Kompor BIOGAS dari Kompor Gas LPG Hidup Harus Kreatif, Aktif dan Inovatif, apalagi bagi petani kecil didusun terpencil didesa khsusnya Desa Lokapksa dengan segenap permasalahan hidup yang ada, mulai dari himpitan perekonomian hingga krisis energi dan lain sebagainya. Tidak terkecuali bagi kami anggota Kelompok Ternak Pucak Manik yang ber ternak Sapi Bali, kini merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terintegrasi yang di bali lebih dikenal dengan istilah SIMANTRI atau Sistem Management Pertanian Terintegrasi dalam rangka mewujudkan Visi Bali Organik, Bali Clean, Bali Green dan Bali Mandara, harus mampu menyiasati hidup ini. Melalui program SIMANTRI yang telah diluncurkan dengan adanya unit reaktor biogas sebagai energi alternatif di kelompok kami, dengan disertai asessories berupa kompor biogas 3 buah dan kantung biogas 5 buah, maka kami telah mencoba mengembangkan ide kreatif kami dengan mengolah ban bekas truck/mobil untuk dijadikan kantung biogas. Kini petani semakin sadar akan manfaat penting pengolahan kotoran sapi menjadi biogas, beberapa petani telah memanfaatkan biogas di masing-masing rumah mereka dengan mencharge ban bekas untuk membawa biogas dari reaktor di kandang ke rumah mereka. Permasalahan yang ada yakni pengembangan kompor biogas untuk semua anggota kelompok, jika kini hanya ada 3 kompor bantuan ditambah dengan 2 kompor swadaya kelompok berarti dibutuhkan sekitar 20 kompor biogas. jika 1 unit kompor biogas harganya Rp. maka dibutuhkan uang sebanyak Rp. 5 juta, nah bayangkan betapa mahalnya biaya yang dibutuhkan. Untuk itu timbulah ide kreatif petani miskin dan tua dengan memanfaatkan kompor LPJ bantuan pemerintah untuk dimodifikasi menjadi kompor biogas. Adapun Langkah-langkah untuk memodifikasi adalah sebagai berikut 1. Siapkan Kompor LPG Bantuan Pemerintah Inilah Wajah asli kompor LPG Conversi dari minyak tanah ke gas bantuan pemerintah dalam bentuk bantuan gratis. Kwalitasnya Lumayan untuk model gratisan. heee...!, jika ini kita bedah maka komponen kompor akan terlihat seperti pada gambar disebelah kanan. 2. Lakukan pembongkaran, kemudian kita ambil bagian Dudukan Burner kompor tersebut, seperti pada gambar berikut Setelah itu atur bagian penutup /pengaturan pencampuran sirkulasi udara Primary air opening yang terletak pada bagian belakang dudukan burner kompor LPG tersebut. 3. Pada bagian Injector Jet atau Spuyer gas, Lakukan pengeboran dengan menggunakan bor besi dengan diameter 1,5 mm sampai dengan 2 mm. dengan ini akan selesai proses modifikasi kompor LPG, dan kompor tersebut tinggal dipasang kembali komponen yang dimodifikasi tersebut dan telah siap digunakan untuk kompor biogas. 4. Tinggal Pasang Selang Biogas, nyalakan kemudian buat air hangat untuk secangkir kopi bersama anggota kelompok. Selamat Mencoba, Bagi kelompok yang telah ada reaktor biogasnya tetaplah kreatif, Selalu berswadaya di kelompok, Kantong tebal, apa yang menjadi tujuan simantri tetap berjalan dari hulu hingga hilir, Jangan patah Semangat walaupun tidak dapat juara dalam lomba SIMANTRI, yang penting Tetaplah KREATIF, AKTIF dan INOVATIV dibandingkan dapet Juara tapi Kandang kotor, Bio urine terbengkalai dan sampai bercampur TAI, Biogas Tidak dimanfaatkan/dimanfaatkan saat kunjungan pejabat akan datang, serta kelompoknya BODO xixixixi Postingan populer dari blog ini Pulau Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali, Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan Pariwisata di Bali. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri. Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas mengenai alat Bagi Kami pada awal-awal pendirian Kelompok Ternak Pucak Manik sebagai Kelompok Tani Ternak Sapi Bali , yang merupakan salah satu proyek percontohan Pemerintah Provinsi Bali dalam sistem pertanian terpadu / Sistem Pertanian Terintegrasi yang di bali lebih dikenal dengan istilah SIMANTRI yakni Sistem Management Pertanian Terintegrasi dalam rangka menuju visi bali organik, bali clean dan bali mandara, ini kami banyak di bimbing oleh seorang PPL yang sangat baik diterima dihati Anggota kelompok kami, Beliau adalah Bapak I Made Santiyasa, SP. beliau banyak memberi arahan dan bimbingan agar kelompok kami maju dan berkembang, untuk itu salah satunya kami harus memulai dengan tertib Administrasi dalam kelompok, tersedianya kelengkapan administrasi pembukuan yang baik. adapun buku-buku yang mesti dilengkapi Baik buku keuangan maupun buku non keuangan. Dengan ini kami ingin berbagi kepada para petani yang baru membentuk kelompok tani POKTAN maupun GAPOKTAN, beberapa contoh Admisitra PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng Tahun 2009 - - - BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Desa Lokapaksa merupakan salah satu desa terluas di Kecamatan Seririt yakni dengan Luas 28, 84 KM2, dengan potensi jumlah penduduk mencapai jiwa data BPS 2006, dimana sebagian besar penduduk Desa Lokapaksa memiliki pekerjaan sebagai petani, baik sebagai petani pengolah lahan sawah, pengolah lahan kering dan sekaligus sebagai petani ternak. Peternakan yang paling umum dikelola para petani di Desa Lokapaksa yakni ternak sapi, ternak babi, dan ternak ayam. Untuk para peternak sapi, ternak sapi di peroleh oleh para petani ternak ini baik dari sapi milik sendiri dan sebagian besar lagi petani ternak mempe
penggunaan kompor biogas sangat bermanfaat bagi masyarakat daerah karena dapat